Indonesia
yang memiliki banyak adat dan kebudayaan, juga mempunyai beragam
upacara tradisional yang menarik. Hingga saat ini, banyak dari upacara
tradisional tersebut masih dilaksanakan di daerah asalnya masing-masing.
Bahkan, upacara tersebut juga menjadi ajang wisata budaya bagi banyak
turis, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut beberapa
Upacara Adat yang ada di Indonesia.
Upacara Ruwatan (Jawa Timur)
Upacara
ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan untuk
meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib buruk, dan
memberikan keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara ruwatan
misalnya yang dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak berambut
gimbal yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa harus dapat
segera diruwat agar terbebas dari segala marabahaya.
Upacara Pasola (Nusa Tenggara Barat)
Dalam
upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan
“perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100
pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang
ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka. Pada
bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan digelar
untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu
bisa berhasil.
Upacara Tabuik (Sumatera Barat)
Upacara
yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi, berdasarkan
kepercayaan umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang khas
dari daerah tersebut. Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk
peringatan atas kematian anak Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perang di
zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari Asura setiap tanggal 10
Muharram tahun Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya waktu
penyelenggaraan upacara ini, masyarakat akan bergotong royong untuk
membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu di arak
menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40
orang. Di belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional
mengiringi, bersamaan dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua
tabuik itupun dilarung ke laut.
Upacara Seren Taun (Jawa Barat)
Istilah Seren Taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang
berarti tahun. Jadi Seren Tahun bermakna serah terima tahun yang lalu
ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks kehidupan
tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan wahana untuk
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang
dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan
meningkat pada tahun yang akan datang.
Lebih spesifik lagi, upacara seren taun merupakan acara penyerahan hasil
bumi berupa padi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun untuk
disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda disebut leuit. Ada dua leuit; yaitu lumbung utama yang bisa disebut leuit sijimat, leuit ratna inten, atau leuit indung (lumbung utama); serta leuit pangiring atau leuit leutik (lumbung kecil). Leuit indung digunakan
sebagai sebagai tempat menyimpan padi ibu yang ditutupi kain putih dan
pare bapak yang ditutupi kain hitam. Padi di kedua leuit itu
untuk dijadikan bibit atau benih pada musim tanam yang akan datang.
Leuit pangiring menjadi tempat menyimpan padi yang tidak tertampung di leuit indung.
Upacara Dugderan (Jawa Tengah)
Sumber :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Seren_Taun
- http://pusakapusaka.com/5-upacara-tradisional-indonesia-yang-unik-dan-khas.html
- http://www.kuningankab.go.id/wisata-budaya/upacara-seren-taun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar